Berita

Harga Batu Bara Tergelincir

07 August 2018

Bisnis.com, JAKARTA – Harga batu bara tergelincir ke zona merah pada akhir perdagangan Senin (6/8/2018).

Berdasarkan data Bloomberg, harga batu bara di bursa ICE Newcastle untuk kontrak Desember 2018 turun 0,29% atau 0,30 poin dan ditutup di level US$103,25 per metrik ton, setelah berakhir menguat 0,88% di level 103,55 pada Jumat (3/8).

Di bursa komoditas Rotterdam, harga batu bara untuk kontrak teraktif Oktober 2018 berakhir menguat 2,11% atau 1,95 poin di level US$94,55 per metrik ton pada Senin (6/8).

Sementara itu, di bursa Zhengzhou Commodity Exchange, harga batu bara thermal untuk pengiriman September 2018 berakhir menguat 1,34% atau 7,8 poin di level 589,6 yuan per metrik ton pada perdagangan kemarin.

Dilansir dari Bloomberg, Analis Argonaut Securities Helen Lau menerangkan jika cuaca panas di China utara terus mendukung penggunaan batu bara.

Konsumsi batu bara harian pada enam pembangkit listrik utama enam pesisir utama di China telah bertahan di atas 800.000 ton sejak 26 Juli, menurut perhitungan Bloombergberdasarkan data dari China Coal Transport & Distribution Association.

Di sisi lain, harga minyak mentah ditutup pada level tertinggi dalam sepekan pada perdagangan Senin (6/8) setelah langkah pemangkasan produksi Arab Saudi meningkatkan kekhawatiran pengetatan pasokan dunia.

Minyak mentah West Texas Intermediate untuk pengiriman September ditutup menguat 0,8% atau 0,52 poin di posisi US$69,01 per barel di New York Mercantile Exchange.

Adapun Brent untuk pengiriman Oktober berakhir menguat 0,54 poin di level US$73,75 di bursa ICE Futures Europe yang berbasis di London.

Menurut delegasi OPEC, produsen terbesar OPEC, Arab Saudi, menekan output bulan lalu, meskipun Menteri Energi Khalid al-Falih berjanji untuk menambah sekitar 1 juta barel untuk mencegah kekurangan pasokan.

Berdasarkan data delegasi OPEC yang dilaporkan oleh pemerintah Arab Saudi, negara tersebut memompa 10,3 juta barel per hari pada bulan Juli, turun dari 10,489 juta barel.

Minyak mentah acuan AS belum pulih dari pelemahannya pada Juli akibat ketegangan perdagangan AS-China yang mengancam permintaan energi di kedua negara.

Meskipun Arab Saudi mengurangi produksi minyak bulan lalu, investor menunggu indikasi yang lebih jelas dari situasi pasokan global setelah Rusia mengatakan memiliki kapasitas untuk terus meningkatkan produksi.

Sementara itu, Amerika Serikat kembali menerapkan sejumlah sanksi terhadap Iran dan menegaskan kembali rencana untuk menerapkan hukuman yang lebih keras atas penjualan minyak Iran pada bulan November.

Sumber: http://market.bisnis.com/read/20180807/94/825107/harga-batu-bara-tergelincir-