News

Batu Bara Lanjutkan Penguatan di Tengah Penurunan Harga Minyak

26 September 2018

Bisnis.com, JAKARTA – Harga batu bara kembali melanjutkan penguatannya pada akhir perdagangan hari ketiga berturut-turut, Selasa (25/9/2018).

Berdasarkan data Bloomberg, harga batu bara di bursa ICE Newcastle untuk kontrak November 2018 ditutup menguat 1,24% atau 1,40 poin di level US$113,95 per metrik ton.

Harga batu bara kontrak November melanjutkan penguatan setelah ditutup menguat 0,45% atau 50 poin ke level US$112,55 per troy ounce pada sesi perdagangan sebelumnya.

Di bursa ICE Rotterdam, harga batu bara untuk Januari 2019 juga ditutup di zona hijau dengan penguatan 0,15% di level US$101,95 per troy ounce.

Berbanding terbalik dengan harga batu bara, harga minyak mentah dunia tergelincir dari lonjakannya menyusul laporan industri yang menunjukkan kenaikan tak terduga dalam persediaan minyak mentah Amerika Serikat (AS).

Harga minyak Brent untuk pengiriman November tergelincir 37 sen ke level US$81,57 per barel pada pukul 4.59 sore waktu New York di ICE Futures Europe exchange. Padahal, minyak mentah acuan global ini mampu menetap di level US$81,87 pada akhir perdagangan Selasa (25/9/2018), level tertinggi sejak November 2014.

Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak November juga tergelincir dan diperdagangkan di level US$72,06 per barel pada pukul 4.46 sore waktu setempat, setelah sebelumnya ditutup di level US$72,28 per barel di New York Mercantile Exchange.

Melansir Bloomberg, kontrak berjangka minyak di London dan New York tergelincir setelah American Petroleum Institute (API) dikabarkan melaporkan kenaikan persediaan minyak AS sebesar 2,9 juta barel pekan lalu.

Ini akan menjadi kenaikan pertama sejak awal Agustus jika unit data energi pemerintah federal mengonfirmasikannya pada hari ini, Rabu (26/9/2018). Di antara para analis sendiri terdapat konsensus untuk penurunan sebesar 1,5 juta.

API juga dikabarkan melaporkan kenaikan pasokan bensin sebesar 949.000 barel pekan lalu, sedangkan stok di pusat pipa utama di Cushing, Oklahoma, meningkat 260.000 barel.

Sementara itu, Bloomberg memperkirakan Energy Information Administration (EIA) hari ini akan melaporkan penurunan sebesar 150.000 barel untuk pekan lalu.

“Kita sekarang di masa ketika persediaan minyak mentah seringkali turun dan jika itu terjadi, mungkin butuh sedikit tekanan dari lompatan besar yang dibukukan kemarin dalam harga,” ujar James Williams, Presiden perusahaan riset energi WTRG Economics, seperti dikutip Bloomberg.

Sumber: http://market.bisnis.com/read/20180926/94/842224/batu-bara-lanjutkan-penguatan-di-tengah-penurunan-harga-minyak