News

Permintaan Batubara Semakin Tinggi

25 February 2018

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga batubara masih berada di tren bullish. Kamis (22/2), harga batubara kontrak pengiriman April 2018 di ICE Futures naik 1,74% menjadi US$ 104,95 per metrik ton. Dalam sepekan, harganya melesat 6,66%. Penggunaan batubara sebagai bahan bakar utama menjadi pendorong kenaikan permintaan.

Wahyu Tribowo Laksono, analis Central Capital Futures, mengatakan, secara umum permintaan batubara masih tinggi. Selain di China, kenaikan permintaan juga terjadi di Amerika dan beberapa negara kawasan Asia. Sebanyak 41% listrik dunia saat ini masih bergantung pada pasokan batubara. Badan Energi Internasional memperkirakan permintaan batubara dunia akan mencapai 5,5 miliar ton pada 2022, ujar dia, kemarin.

Meski permintaan batubara dari Amerika Serikat (AS) dan Eropa cenderung turun, tetapi permintaan dari Asia masih cukup tinggi. Ekspor batubara AS ke Asia meningkat karena China, Jepang dan India berupaya mengimbangi berkurangnya pasokan batubara akibat gangguan Topan Debbie di Australia, April 2017.

Walau sejumlah negara Asia, termasuk China, mulai beralih menggunakan gas alam dan energi terbarukan, batubara masih jadi sumber energi utama. Diperkirakan, di 2040 batubara akan jadi bahan bakar pada 77% pembangkit listrik di dunia.

Kenaikan India

Hal serupa juga diungkapkan Andri Hardianto, analis Asia Tradepoint Futures. Ia melihat permintaan batubara di Asia masih tinggi. India diprediksi menambah impor batubara tahun ini, lantaran Coal India Ltd gagal memenuhi target produksi. Masing-masing negara di Asia kini memang mematok target produksi listrik, papar dia.

Coal India disinyalir mengalami kendala produksi. Awalnya pemerintah memberi target pasokan 288 kereta batubara per hari, hingga Maret 2019. Nyatanya, per Februari ini, pasokan yang bisa dipenuhi rata-rata cuma 264,2 kereta batubara per hari.

Selama ini, impor batubara India cenderung turun. Perusahaan konsultan energi Wood Mackenzie mengungkap impor batubara thermal India turun 3,3% jadi 147 juta ton. Akibat kekurangan pasokan, diprediksi impor batubara India tumbuh 3% tahun ini

Wahyu memprediksi harga batubara masih bisa naik ke US$ 110 per metrik ton. Jika level ini bisa ditembus, harga berpeluang menguat jadi US$ 120 per metrik ton. Rentang pergerakan harga kuartal I dari US$ 70–US$ 110 per metrik ton, analisa Wahyu.

Andri melihat secara teknikal harga berada di atas moving average (MA) 50, MA 100 dan MA 200. Sementara moving average convergence divergence (MACD) masih di area positif. Indikator stochastic di level 70 dan indikator relative strength index (RSI) di level 64,85.

Sumber: http://investasi.kontan.co.id/news/permintaan-batubara-semakin-tinggi